Langsung ke konten utama

TEKNIK DAN KETERAMPILAN MENGAJAR



Teknik dan Keterampilan Mengajar

A.    Pengertian Teknik dan Keterampilan Mengajar
Teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.




B.     Keterampilan Dasar Mengajar
1.      Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
a.       membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik,
b.      memusatkan perhatian pada masalah tertentu,
c.       menggalakkan penerapan belajar aktif,
d.      merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri,
e.       menstrukturkan tugas-tugas sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal,
f.       mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
g.      mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
h.      menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan,
i.        melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proes berpikir,
j.        mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru,
k.      memberi kesempatan untuk belajar diskusi,
l.        menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.

Tabel 1.1 Urutan presentasi menurut Robert M. Gagne
No.
Instructional events
Activity
1.
Pre-instructional
(kegiatan awal)
·         Membangkitkan perhatian (memotivasi).
·         Mengenal kemampuan awal (entry behavior) pre-test.
·         Melakukan apersepsi.
·         Mengemukakan topik.
·         Mengemukakan tujuan.
·         Menjelaskan langkah kegiatan pembelajaran.
2.
Instructional
(kegiatan inti)
Mengorganisir lingkungan pembelajaran agar peserta didik mudah melakukan kegiatan belajar dan mencapai tujuan. Aktualisasi pembelajaran sesuai langkah kegiatan dengan mengembangkan variasi pola interaksi dan prinsip-prinsip mengajar serta keterampilan mengajar.
3.
Post-instructional
(kegiatan penutup)
·         Melakukan validasi/merangkum.
·         Membuat kesimpulan.
·         Melakukan post-test.
·         Memberikan kegiatan tindak lanjut.


2.      Keterampilan Memberikan Penguatan
Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen, yaitu penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebgainya. Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, dengan cara mendekati, sentuhan, (contact), dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tidak penuh.
Adapun komponen jenis-jenis penguatan yang dapat digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:
a.       penguatan verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat yang diucapkan seperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamu cerdas, setuju, betul, dan sebagainya.
b.      penguatan gestural, yaitu berupa gerak tubuh atau mimik muka yang memberi arti/kesan baik kepada siswa seperti: tepuk tangan, acungan jempol, anggukan tersenyum, dan sebagainya.
c.       penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru kepada siswa dengan cara mendekatinya.
d.      penguatan dengan cara sentuhan, yaitu menyentuh siswa seperti: menepuk pundak siswa, menjabat tangan, mengusap rambut kepala, dan sebaginya.
e.       penguatan dengan memberi kegiatan yang menyenangkan, yaitu memberi penghargaan kepada siswa dalam suatu bidang tertentu.
f.       penguatan berupa tanda, yaitu berupa komentar tertulis atas karya siswa seperti hadiah berupa buku tulis, piagam, lencana, dan sebagainya.

3.      Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dapt dikelompokkan ke dalam tiga kelompok/komponen.
a.       Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi: penggunaan variasi (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan (techer silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerkan badan, mimik, dan pergantian posisi guru dan gerak guru dalam kelas (teachers movement).
b.      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, meliputi: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi atau alat yang dapat didengar (audio aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alatatau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids).
c.       Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4.      Keterampilan Menjelaskan
Secara garis besar, komponen-komponen keterampilan terbagi dua, yaitu merencanakan dan penyajian suatu penjelasan.. merencanakan mencakup penganalisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Penyajian suatu penjelasan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
Tujuan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:
a.  Membimbing murid agar mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan.
c.  Untuk mendapatkan feedback dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan unuk mengatasi kesalapahamannya.
d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

5.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a.      Membuka pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran terdiri dari:
1)      Menarik perhatian siswa
·         Gaya mengajar guru, seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
·         Penggunaan alat bantu mengajar, seperti: gambar, model, skema.
·         Pola interaksi yang bervariasi seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2)      Menimbulkan motivasi
·         Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat, dan sebagainya.
·         Menimbulkan rasa ingin tahu dengan melontarkan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah dari kenyataan sehari-hari.
·         Memerhatikan minat siswa dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa.
3)      Memberi acuan (structuring)
·         Mengemukakan tujuan dan batas tugas
·         Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan
·         Mengingatkan masalah pokok yang dibahas
·         Mengajukan pertanyaan
4)      Membuat kaitan
·         Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami.
·         Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan pengetahuan baru.
·         Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.

b. Menutup pelajaran
                     Komponen keterampilan menutup pelajaran terdiri dari:
1)      Meninjau kembali
·         merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM
·         membuat ringkasan.
2)      Mengevaluasi
·         Bentuk-bentuk evaluasi itu meliputi:
-          mendemonstrasikan keterampilan
-          mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
-          mengekpresikan pendapat siswa sendiri
-          guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suaru demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
·         Soal-soal tertulis meliputi:
-          uraian
-          tes objektif
-          melengkapi lembar kerja dan lain-lain

6.       Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
     Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut:
a.       siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman,
b.      siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi,
c.       siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
     Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusiadalah sebagai berikut:
a.       memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
b.      memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
c.       menganalisis pandangan/pendapat siswa
d.      meningkatkan usulan siswa
e.       menyebarkan kesempatan berpartisipasi
f.          menutup diskusi
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kesil memiliki dua prinsip.
1)   Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
2)   Perlu perencanaan dan persiapan yang matang.

7.       Keterampilan Mengelola Kelas
     Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar.
     Komponen keterampilan mengelola kelas terbagi menjadi dua, yaitu:
a.       Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
Keterampilan ini meliputi:
1)      Menunjukkan sikap tanggap,
2)      Membagi perhatian,
3)      Memusatkan perhatian kelompok,
4)      Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
5)      Menegur,
6)      Memberi penguatan.
b.   Keterampilan yang berhubungan dengan pembalikan kondisi belajar yang optimal
1)      Modifikasi perilaku.
2)      Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok.
3)      Memperlancar terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
4)      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

8.      Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
     Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,
2)      Keterampilan mengorganisasi,
3)      Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, dan
4)      Keterampilan merencankan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Untuk menciptakan suasana hubungan baik dan harmonis antara guru dengan murid dan antar komponen lainnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Di antaranya adalah dengan mengembangkan pembelajaran aktif. Melalui pembelajaran aktif, para siswa dapat berinteraksi dengan sesamanya, dengan objek, fenomena alam, lingkungan dan manusia.





by: Maimun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIDUP ADALAH SENI MENGGAMBAR TANPA PENGHAPUS ~JOHN GARDNER~

"Hidup Adalah Seni Menggambar Tanpa Penghapus" - John Gardner- Baru saja saya tidak sengaja membaca kalimat yang sangat mengena buat saya pribadi dan bisa saya jadikan acuan dalam menjalani hidup ini. Kalimat ini saya peroleh dari tweet seorang teman, dia mengutip kalimat dari John Gardner. Saya sendiri kurang tahu apakah John Gradner yang dimaksud adalah John Gardner yang merupakan seorang novelis asal Inggris yang terkenal dengan novel-novel James Bond-nya ataukah John Gardner yang merupakan novelis asal Amerika Serikat. Entah John Gardner yang mana, yang penting kutipan kalimatnya berarti bagi saya. Kalimat John Gardner tersebut adalah berikut ini: "Life is the art of drawing without an eraser" (Bahasa Inggris) Kalau saya coba artikan dalam bahasa-bahasa lain kurang lebih artinya menjadi seperti ini: "Leven is de kunst van het tekenen zonder een gum" (Bahasa Belanda) "La vie est l'art du dessin sans une g...

MAKALAH MICRO TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen salah satunya komponen berbicara. Kemampuan berbicara berkembang setelah keterampilan menyimak. Kegiatan berbicara sangat berhubungan dengan ekspresi lisan sehingga kemampuan berbicara berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak, dimulai dari kosa kata lalu membentuk kalimat kemudian membentuk sebuah paraghraph. Banyak cara yang dilakukan dalam kegiatan meningkatkan berbicara yang efektif dan lugas bagi peserta didik salah satunya diskusi kelompok. Diskusi kelompok sangat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berbicara sang anak, dimana anak dilatih untuk berpikir secara kritis karena salah satu tujuan dari diskusi kelompok yaitu untuk memecahkan suatu permasalahan melalui proses berpikir kelompok. Pada intinya, diskusi kelompok adalah suatau kegiatan kerja sama atau aktifitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses berpikir ke...

MAKALAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNADAKSA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna. Di antara makhluk lainnya manusialah yang memiliki bentuk dan struktur yang paling sempurna. Maka dari itu sebagai manusia yang bersyukur kita wajib menggunakan pemberian itu dengan sebaik-baiknya dengan cara merawat serta mengembangkan potensinya semaksimal mungkin pada kenyataannya masih banyak manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal fisik maupun mental, salah satunya penyandang tunadaksa disekitar kita. Tunadaksa (cacat tubuh) adalah salah satu bentuk keterbatasan manusia yang   terjadi pada fisiknya, seperti pada sistem otot, tulang dan persendian akibat dari adanya penyakit dari kecelakaan, bawaan sejak lahir atau kerusakan di otak. Kelainan atau kecacatan yang disandang oleh seseorang memiliki dampak langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) baik terhadap diri anak yang memiliki kecacatan itu sendiri maupun terhadap keluarga dan masyarakat....